Sekaitan dengan kasus meninggalnya pelajar SMP Negeri 2 Denpasar, Rendi Rizaldi (13), usai tersengat listrik di pipa air minum PDAM yang ternyata bertegangan listrik (ada aliran arus listrik) di Lapangan Puputan, Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali menyayangkan hal tersebut.
Hal itu disampaikan Komisioner KPPAD yang membidangi Divisi Hukum dan Kebijakan, Ni Luh Gede Yastini. Kasus Rendi Rizaldi yang meninggal setelah minum air PDAM karena tersengat listrik ini menandakan bahwa ruang publik masih belum ramah anak.
Yastini mengatakan, ruang publik yang ramah anak itu sangat penting dan sekarang begitu didengung-dengungkan untuk ketersediaannya.
Akan tetapi patut diingat bahwa dalam pemanfaatan ruang publik bagi anak, tidak semua anak bisa membaca dan mengerti simbol-simbol karena itu peran orang dewasa atau orangtua terlebih penyelenggara sangat diperlukan.
"Hal ini sangat penting bahwa penyelenggara harus memastikan bahwa fasilitas yang ada tidak mengandung potensi risiko keselamatan. Ketika terjadi kecelakaan di ruang publik yang disebabkan oleh fasilitas yang disediakan maka penyelenggara harus bertanggung jawab," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang pelajar SMP berumur 13 tahun, Rendi warga Denpasar Bali tersengat listrik di pipa air minum PDAM yang ternyata bertegangan listrik (ada aliran arus listrik).
Korban pun ditemukan meninggal dunia.
Kanit Reskrim Polsek Denpasar Barat Iptu Aan Saputra menyatakan, kejadian ini terjadi di Lapangan Puputan, tepatnya di tempat peminuman umum PDAM Denpasar, Kamis (13/4/2017) sekira pukul 16.50 Wita.
Aan mengatakan, saksi menjelaskan, bahwa sekira pukul 16.50 Wita korban minum air dari air PDAM siap minum di Lapangan Puputan depan Kodim.
Tak berselang lama, korban seketika terjatuh.
Korban sempat tersangkut di salah satu besi disekitar TKP hingga kemudian dipotong oleh warga lain.
"Jadi memang pipa air minum bertegagan arus listrik mengakibatkan ada korban. setelah dilakukan pengecekan benar memang alat yang dimaksud nyetrum listrik atau alat rusak," paparnya.
Korban pun sudah dirujuk ke rumah sakit.
Menurut keterangan beberapa saksi bahwa pada hari Senin 10 April 2017 tempat air minum tersebut sudah mengalamai gangguan atau menyetrum.
Bukan yang Pertama
Diketahui tak hanya pelajar SMP Negeri 2 Denpasar itu saja yang menjadi korban.
Data yang dihimpun Polsek Denpasar Barat menyebutkan, adapula seorang bocah bernama I Bagus Ngurah Agung Lanang Sudiksa (14) yang sempat pula tersengat listrik di tempat peminuman umum PDAM Denpasar di Lapangan Puputan, Senin (10/4/2017).
Ketika itu, Bagus Ngurah yang selesai berolahraga langsung menuju TKP karena kehausan.
Saat memegang tombol keran, dirinya tersadar telah kesetrum.
Beruntung, dirinya berhasil melepaskan diri sehingga nyawanya terselamatkan.
Kanit Reskrim Polsek Denpasar Barat Iptu Aan Saputra mengatakan, petugas PLN telah mendatangi TKP untuk memutuskan aliran listrik.
Pihak PLN, kata Aan membenarkan bahwa setelah dilakukan pengecekan terdapat aliran listrik di TKP dikarenakan alat yang rusak.
Seperti diberitakan, seorang bocah berumur 13 tahun, Rendi yang diketahui beralamat di Jalan Letda Jaya No 4B ditemukan meninggal dunia.
Aan Saputra menyatakan, kejadian ini terjadi di Lapangan Puputan, tepatnya di tempat peminuman umum PDAM Denpasar, Kamis (13/4/2017) sekira pukul 16.50 Wita.
Aan mengatakan, saksi menjelaskan, bahwa sekira pukul 16.50 Wita korban minum air dari air PDAM siap minum di Lapangan Puputan depan Kodim.
Tak berselang lama, korban seketika terjatuh.
Korban sempat tersangkut di salah satu besi disekitar TKP hingga kemudian dipotong oleh warga lain.
"Jadi memang pipa air minum bertegagan arus listrik mengakibatkan ada korban. setelah dilakukan pengecekan benar memang alat yang dimaksud nyetrum listrik atau alat rusak," paparnya.
Korban pun sudah dirujuk ke rumah sakit.
Menurut keterangan beberapa saksi bahwa pada hari Senin 10 April 2017 tempat air minum tersebut sudah mengalamai gangguan atau menyetrum. (*)
0 comments:
Post a Comment